Makanan: Pilih yang pas, jangan asal kasih nasi
Saya selalu bilang ke teman yang baru punya Schnauzer: makanan itu ibarat bahan bakar motor-motoran kita. Kalau salah, berisik. Kalau bener, lari mulus. Schnauzer butuh protein berkualitas, lemak sehat, dan serat yang cukup. Untuk usia anak (puppy) pilih makanan yang diformulasikan khusus puppy, sedangkan dewasa pakai formula maintenance. Kalau senior, cari yang rendah kalori tapi tinggi glukosamin untuk persendian.
Kalau kamu tipe yang suka nanya ke Google, bakal nemu banyak opsi: kibble, wet food, raw diet. Saya pakai kombinasi kibble + sedikit wet time to time. Kenapa? Praktis. Juga membantu si kecil untuk tidak bosan. Tapi hati-hati kalau mau coba raw: risikonya beda—perlu kebersihan ketat dan konsultasi vet. Jangan beri makanan manusia sembarangan. Bawang, cokelat, alpukat, xylitol—itu musuh. Dan ya, nasi boleh, tapi jangan tiap hari seperti bubur Ramadan.
Oh ya, porsi jangan dikira cuma “sebentuk cup”. Ukuran cup beda-beda. Timbang makanan kalau perlu. Kalau Schnauzermu mulai gendut di area pinggang, kurangi porsi. Kalau kurus, naikkan sedikit protein. Treat itu alat training, bukan pengganti makan. Simpel.
Pelatihan: Konsistensi + camilan = wins
Latihan dasar itu wajib. Duduk, datang, tidak menarik tali, dan tenang di tempatnya. Tapi kuncinya bukan trick-nya. Kuncinya konsistensi. Latihan 5–10 menit sehari, bukan marathon dua jam tiap weekend. Anjing belajar dengan pengulangan singkat tapi sering.
Schnauzer pinter. Kadang terlalu pinter untuk kebaikannya. Mereka bisa cari celah. Jadi, jangan beri reward saat mereka melakukan hal yang kita nggak mau. Reward untuk perilaku yang diinginkan. Gunakan positive reinforcement. Suaranya lembut, camilan kecil, dan pujian. Kalau perlu, lanjutkan ke kelas sosialisasi agar nggak sok galak ke anjing lain saat jalan-jalan.
Crate training? Recommended. Bukan sebagai hukuman, tapi sebagai tempat aman. Grooming juga bagian dari pelatihan. Biasakan pegang telinga, gigi, dan kaki sejak kecil. Kalau tidak, nanti setiap kali harus potong kuku bisa drama panjang. Percaya deh, latihan-kecil rutin itu investasi masa depan.
Schnauzer dan Breeding: Etika, bukan sekadar bisnis (bahas serius tapi santai)
Nah, bagian ini sedikit berat tapi penting. Kalau kamu sedang cari anak Schnauzer, tolong jangan tergoda beli dari tempat yang cuma mikirin duit. Breeding yang baik itu memperhatikan kesehatan genetik, temperament, dan kehidupan induk. Breeder yang bertanggung jawab akan melakukan screening penyakit yang umum di ras ini—misalnya masalah mata, penyakit sendi, dan lain-lain—serta memberi jaminan kesehatan dan socialisasi awal.
Kalau mau tahu standar dan breeder yang bertanggung jawab, kadang sumber online membantu. Saya pernah nemu referensi berguna di standardschnauzerpuppies, tapi tetap telpon, kunjungi, dan tanya sertifikasi serta riwayat kesehatan anjing.
Ngomong soal etika: jangan dukung backyard breeding. Anjing yang dikawinkan tanpa kontrol cepat menimbulkan masalah kesehatan dan perilaku. Spay/neuter juga pembahasan penting—bukan semata untuk mengurangi populasi, tapi juga untuk mencegah masalah kesehatan tertentu. Konsultasikan ke vet kapan waktu yang ideal untuk steril.
Dan kalau kamu bukan tipe breeder tapi mau bantu—adopsi selalu pilihan mulia. Banyak Schnauzer menunggu rumah baru di shelter. Mereka nggak kalah lucu. Bahkan seringnya, lebih cepat klop sama kita karena mereka sudah dewasa dan tahu aturan rumah.
Grooming, kesehatan, dan akhir kata: rutin itu juara
Schnauzer terkenal dengan “kumis” dan “alismu” yang ikonik. Itu butuh perawatan: potong bulu rutin setiap 6–8 minggu, sikat dua kali seminggu untuk menghindari kusut, dan pembersihan telinga agar tidak infeksi. Gigi? Sikat. Kuku? Potong. Semua itu terlihat sepele, tapi kalau diabaikan, bisa jadi masalah besar.
Satu tips terakhir: bangun rutinitas. Makanan tepat waktu. Jalan pagi. Sesi latihan singkat. Grooming terjadwal. Vaksin dan cek kesehatan rutin. Anjing yang punya rutinitas adalah anjing yang bahagia. Kamu pun lebih tenang.
Jadi, rawat Schnauzer itu bukan soal memanjakan terus. Ini soal tanggung jawab kecil yang konsisten. Kalau kamu lagi seduh kopi, peluk juga si kecil. Mereka suka itu. Saya juga. Kita sama-sama menikmati prosesnya. Selamat merawat, dan semoga kucing tetangga tetap waspada—Schnauzer kadang suka berlagak seperti penjaga halaman.